Pembicaraan para menteri Uni Eropa tentang Ukraina ‘terjebak dalam lumpur dingin’, kata formin Lithuania

VILNIUS – Pembicaraan tentang dukungan lebih lanjut untuk Kyiv dan sanksi terhadap Rusia atas perangnya melawan Ukraina “terjebak dalam lumpur dingin”, kata Menteri Luar Negeri Lithuania Gabrielius Landsbergis menjelang pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa di Brussels, Senin.

“Tidak ada satu pun masalah yang lebih penting daripada perang Rusia melawan Ukraina. Sayangnya, dengan banyak hal yang harus kita diskusikan, rasanya kita seperti terjebak dalam lumpur dingin,” kata Landsbergis kepada wartawan di ibu kota Belgia.

“Mudah-mudahan, kita tidak terpaku dalam lumpur itu terkait sanksi, terkait bantuan keuangan makro ke Ukraina dan pengiriman senjata,” kata menteri tersebut.

“Harapan saya yang sebenarnya adalah bahwa kita tidak menunggu sesuatu yang lebih mengerikan terjadi di Ukraina agar kita bisa melepaskan diri,” tambahnya.

Kementerian Luar Negeri Lituania mengatakan bahwa Dewan diperkirakan akan membahas “bantuan keuangan makro dan militer lebih lanjut ke Ukraina” serta “pertanggungjawaban Rusia atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan agresi”.

Lituania berpegang teguh pada posisinya bahwa lebih banyak sanksi harus dijatuhkan dan lebih banyak bantuan, termasuk bantuan militer, terutama senjata berat, harus diberikan kepada Ukraina, menurut Landsbergis.

“Rasanya seolah-olah kita pada dasarnya terjebak pada setiap percakapan yang kita lakukan di Ukraina,” katanya.

Menteri juga mengatakan bahwa “sejak awal Lituania tidak mendukung pengurangan, meskipun beberapa pengurangan dapat membuat situasi kita menjadi lebih mudah”.

“Kami berpikir bahwa sanksi ada karena suatu alasan; mereka tidak ada untuk dihindari atau dilonggarkan,” katanya. “Jadi ya, kami berpartisipasi dalam diskusi, kami berusaha mempertahankan kebulatan suara tapi jelas kami tidak mendukung pengurangan.”.

Para pejabat mengatakan bahwa keputusan tentang dukungan keuangan untuk Ukraina baru-baru ini diblokir oleh Budapest yang berusaha untuk mencegah pembekuan dana Uni Eropa untuk Hungaria atas masalah aturan hukum dan korupsi.

Di sela-sela Dewan, pertemuan menteri luar negeri negara-negara Kemitraan Timur UE dijadwalkan berlangsung.

Ini akan “fokus pada tantangan masa depan Kemitraan Timur dan cara untuk memperkuat kerja sama antara UE dan mitra Timur dalam konteks agresi Rusia terhadap Ukraina”, menurut Kementerian Luar Negeri Lituania.

“Dalam hal status keanggotaan, sangat disayangkan melihat Georgia dan negara-negara mitra Timur lainnya, Moldova dan Ukraina, berdiri di jalur rel yang terpisah,” kata Landsbergis kepada wartawan di Brussel.

“Kunci untuk kembali ke jalur cepat yang sama ke UE tetap berada di tangan pemerintah Georgia,” kata menteri tersebut.

“Saya pasti sangat ingin melihat pemerintah Georgia bertindak lebih proaktif dengan lebih banyak semangat, lebih banyak kekuatan, dan lebih banyak tekad untuk beralih ke status kandidat. Sejauh ini, kami belum melihat langkah yang sangat menggembirakan,” tambahnya.

Topik lain yang akan dibahas oleh menteri luar negeri Uni Eropa termasuk situasi hak asasi manusia dan protes yang sedang berlangsung di Iran, dan situasi di Moldova, Kosovo, Tunisia, dan Yaman.